Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Uniknya Citarasa Ayam yang Dimasak dalam Sekam di D'Bubuy Ma Atik Subang

kuliner subang

Assalamualaikum!


Sudah lama mau ngereview tempat makan ini. Berhubung ada aja keriweuhan, jadinya postingan ini tertunda cukup lama. Saya dan keluarga berkunjung ke De'Bubuy Ma Atik waktu menengok Kk Rasyad, anak kedua saya, yang mondok di Subang. Tepatnya tanggal 25 Agustus 2019 lalu. Duh, punten ya kalau kelamaan pisan...


Jadi ceritanya, Bapa lihat tayangan di televisi tentang tempat makan di Subang yaitu De'Bubuy Ma Atik. Keunikan kuliner yang disajikan di De'Bubuy Mak Atik ini cukup unik dan nampaknya belum ada tempat makan serupa yang menyajikan menu ini. Yaitu olahan ayam yang dimasak dengan cara dikubur dalam sekam. Jadi penasaran pengen nyobain. 


Setelah menjemput Kk Rasyad di pesantren, kami pun googling mencari petunjuk jalan. Rupanya lokasi De'Bubuy Ma Atik adalah rumah sederhana di dalam gang pemukiman penduduk. Mobil tidak bisa masuk ke dalam (bisa sih cuma mepet aja sama bingung nanti mau parkir di mana). Jadi, kami menaruh mobil di pinggir jalan raya depan gang lalu berjalan kaki menuju lokasi.



kuliner subang
Jalan kaki di tengah siang yang panas :D

Sempet bingung takut kelewatan alias nyasar, akhirnya sampai juga di lokasi. Kalau cuma mengandalkan Google kayaknya nggak afdol. Bertanya dong sama penduduk setempat. Langsung deh diberi petunjuk ke jalan yang benar.

Gerbang dari kayu dengan tulisan D'Bubuy menyambut kami di halaman rumah. Begitu masuk, ada saung yang digunakan sebagai tempat makan di sebelah kiri dan kanan. Jika kedua saung sudah terisi, pengunjung bisa menikmati makanan di ruang tamu.


kuliner subang
Gerbang D'Bubuy Ma Atik

Saya lihat saung sebelah kanan sudah ditempati oleh rombongan tamu. Kami pun segera menempati saung di sebelah kiri. Terus, gimana? Kok nggak ada yang melayani? Apa lagi sibuk di dapur semua? Sebaiknya saya masuk saja ke dalam rumah untuk bertanya...

kuliner subang
Selfie dulu ah sebelum makan

kuliner subang
Pintu depan rumah dilihat dari saung

Tidak lama celingukan, muncul seorang pria dari dalam rumah untuk mengantar makanan di saung sebelah lalu datang menghampiri kami. Pesanan makanan pun dicatat. Waktunya bersantai di saung. Bapa, Kk Rasyad, dan Dd Irsyad menikmati cemilan yang dibawa sendiri sambil menanti bubuy hayam datang.


kuliner subang
Makan cemilan dulu sambil nunggu bubuy hayam

Belakangan, setelah berkenalan, saya baru tahu bahwa pria barusan adalah Kang Eeng. Juru masak De'Bubuy sekaligus pengelolanya. Beliau meneruskan resep warisan sang ibu, yang kerap disapa Ma Atik. 


Uniknya Bubuy Hayam yang Dimasak dalam Sekam

Bosan menunggu, saya pun permisi masuk ke dapur untuk melihat langsung proses memasak bubuy hayam. Kang Eeng melayani tamu berdua saja dengan istrinya. Karyawannya sedang libur, jadi beliau cukup kerepotan. Di tengah kesibukan menyiapkan pesanan, saya pun mengobrol sejenak dengan Kang Eeng dan Ma Atik.
Berjumpa dengan Ma Atik

Menurut cerita Kang Eeng, dulu Ma Atiek berjualan bubuy ikan. Kemudian setelah pensiun, Kang Eeng mengembangkan resep ibunya dan dengan menggunakan bahan ayam. Resep bubuy ini diperoleh secara turun temurun dari orang tua Ma Atik. Tidak disangka, bubuy hayam atau bubuy ayam buatan Kang Eeng pun laris dan disukai pembeli.


kuliner subang
Penampakan bubuy ayam yang masih dibungkus

Pemasaran bubuy ayam dilakukan dari mulut ke mulut mulai dari lingkungan terdekat sampai ke media sosial. Kepopuleran bubuy ayam buatan Kang Eeng kemudian diliput oleh beberapa stasiun televisi. Selanjutnya, usaha yang diberi nama D'Bubuy Mak Atik yang dirintis sejak tahun 2014 ini pun semakin dikenal masyarakat luas.
kuliner subang
Suasana dapur tempat menyiapkan pesanan

Bubuy ayam hampir mirip dengan pepes ayam. Bedanya pada cara memasaknya. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, bubuy ayam dimasak dalam sekam selama 8 jam. Istilah 'bubuy' artinya dipendam, yaitu memasak dengan cara dipendam atau dikubur dalam sekam. Dulu masyarakat Subang suka ngebubuy umbi-umbian. 
kuliner subang
Bubuy hayam siap panen eh siap santap

Bumbu untuk bubuy ayam mirip dengan pepes ayam. Yaitu bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, cabe merah, daun salam, sereh, daun bawang, kemangi. Semua bumbu ditumbuk lho, bukan diblender. Tujuannya agar tidak mengurangi rasa. Karena kalau diblender kan harus ditambahkan air atau minyak. 

Usai menumbuk, bumbu ditumis agar aromanya keluar. Angkat, dinginkan. Tambahkan kocokan telur pada bumbu. Tambahkan daun kemangi dan daun bawang. Lalu ayam dilumuri dengan bumbu pada bagian luar dan bagian dalamnya. Jangan lupa daun kemangi dan daun bawang juga ikut dimasukkan ke dalam badan ayam. Tujuannya biar ayam jadi wangi luar dalam, ihiyy!

Selanjutnya, ayam dibungkus dengan daun pisang seperti membuat pepes. Satu lagi perbedaan bubuy hayam dan pepes ayam, yaitu jumlah daun pisang pada bubuy hayam lebih banyak. Karena dibubuy dalam waktu lama, pembungkus daun pisang harus lebih tebal supaya isian tidak bocor dan terkena sekam.


kuliner subang
Tempat memendam bubuy hayam

Proses memasak dengan cara dibubuy ini selain bikin bumbu jadi lebih meresap, makanan jadi lebih menyehatkan lho dibandingkan olahan ayam dengan cara masak lainnya. Pas banget buat yang pengen bergaya hidup sehat dan juga buat yang lagi diet. 
kuliner subang
Kayak nemu harta karun di antara tumpukan sekam

Sekam yang digunakan untuk mengubur ayam adalah dari gabah sisa panen padi dan serbuk kayu. Sekam sudah dijadikan abu terlebih dahulu agar panasnya bisa tersebar dengan merata. Wah, pakai sekam jadi memanfaatkan limbah yang ada jadi sesuatu yang lebih bermanfaat ya. 


kuliner subang
Sekam (foto: FB D'bubuy Ma Atik)

Selanjutnya, kita amati Kang Eeng menyiapkan bubuy ayam yang sudah matang yuk...

kuliner subang
Mengambil bubuy hayam dari tumpukan sekam

Hati-hati, sekam itu awet menyimpan panas. Jadi, bubuy ayam juga masih terasa hangatnya seperti baru dikeluarkan dari pemanggang. Kang Eeng menggunakan sendok semen untuk mengambil bungkusan bubuy ayam. Alat yang sama juga digunakan untuk mengubur bubuy waktu dimasak. Lalu bungkusan bubuy ditaruh di atas nampan, daun pisang digunting dan dibuang bagian yang gosong.



kuliner subang
Menggunting bungkus daun pisang


Menikmati Bubuy Hayam Ma Atik

Ehh udah jadi ya Kang? Saya balik lagi ke saung ah. Mau makan bubuy ayam. Segera saya meluncur keluar dari dapur. Bubuy ayam disuguhkan kumplit dengan nasi putih, lalapan timun dan daun tespong, plus sambal dadakplus sambal tomat yang nikmat. Juga tahu tempe biar suasana makin rame. Mari makan bersama...

kuliner subang
Selamat menikmati bubuy hayam

kuliner subang
Aku tahu kalau kamu tempe :D

kuliner subang
Sambal tomat (foto: FB D'bubuy Ma Atik)

Sebagai penyejuk tenggorokan untuk udara Subang di siang hari yang panas, kami pesan  es teh manis yang nyegerin ini...
kuliner subang
Es teh manis bikin seger

Oia, tadi saya bilang ada daun tespong untuk lalapan. Daun tespong sepintas penampakannya mirip daun seledri. Tadinya saya kira sejenis daun kemangi. Setelah dicicipi, ada rasa mirip seperti daun pokpohan, seger-seger ala mint gitu.  

kuliner subang
Selamat makan!

Bubuy ayam tampil dengan warna kuning yang cantik. Dagingnya benar-benar empuk. Kalau diambil, tulangnya sampai bisa langsung lepas. Di bagian dalam ayam ada daun-daunan yang sudah menyerap bumbu. Yaitu campuran daun kemangi dan daun bawang yang jumlahnya nggak pelit.

kuliner subang
Ciluuk ba! Ada daun kemangi dan daun bawang di dalamnya.

Bubuy ayam Ma Atik tidak memakai MSG dan pengawet. Proses memasak dengan cara dibubuy lama membuat lemak ayam berkurang. Wah, makanan sehat dan rendah lemak begini siapa sih yang nggak demen.

kuliner subang
Kelihatan kan enaknya bubuy ayam ini :D

Oia, bubuy ayam ini rasanya nggak pedas lho. Jadi pas banget dan cocok untuk dinikmati anak-anak. Si bungsu Dd Irsyad aja doyan. Porsi seekor ayam kampung bubuy hayam cukup untuk 4 sampai 5 orang. Malah bisa buat berenam untuk ukuran ibu-ibu yang rada ngirit makannya, hehe. 

Dalam bungkus bubuy ayam ada satu ekor ayam kampung komplit dengan ceker dan hati plus ampelanya. Kalo ususnya nggak ada karena lain judul nantinya kalau pake usus :D Pakai kepala plus lehernya juga lho. Lengkap ya!
kuliner subang
Satu porsi bubuy ayam yang bisa dinikmati beramai-ramai

Buat kami berempat, dua orang dewasa dan dua anak, seporsi bubuy ayam ini lumayan banyak. Inget si sulung Aa Dilshad yang tidak ikut ke Subang, kami pun membungkus sisa bubuy ayam untuk dibawa pulang ke Bogor.


Bubuy Ayam Kuliner Legendaris Khas Subang 

Bubuy ayam adalah kuliner legendaris khas Subang yang kini keberadaannya sudah jarang ditemui. Proses memasak lama dalam sekam bisa jadi adalah penyebabnya. Maklum sekarang jamannya orang-orang menyukai yang serba praktis. Sayang banget kalau kuliner ini sampai punah. 

Menurut Ma Atik, bubuy ayam dulu disajikan untuk acara istimewa. Nah sekarang dengan adanya D'bubuy Ma Atik, kita bisa menikmati bubuy ayam legendaris kapan saja saat lagi kepengen. 

Btw, saya baru tahu kalau mau makan di D'Bubuy ternyata harus pesan dulu sehari sebelumnya. Kang Eeng bilang, produksi bubuy ayam terbatas sampai 30 porsi saja setiap hari. Wah, saya beruntung banget pas datang masih kebagian stok bubuy ayam.

Pesanan bubuy ayam Ma Atik laris manis secara online. Saya melihat sendiri istri Kang Eeng sibuk membungkus bubuy ayam untuk pelanggan yang sudah memesan sebelumnya. Dikemas cantik dalam wadah besek bambu, bubuy ayam siap meluncur ke rumah pemesannya. 

Menyiapkan bubuy ayam yang dibungkus

Bubuy ayam yang dibawa pulang bisa awet selama 3 hari. Sebaiknya simpan di kulkas agar tidak mudah basi. Dihangatkan bisa dengan cara dikukus sebentar atau kalau saya sih ditaruh di atas nasi di magicom, hehe.



Bubuy ayam yang dikemas dalam besek bambu

Mau dibawa pulang atau dimakan di tempat, bebas aja. Memang lebih banyak pembeli bubuy ayam yang dibungkus. Saya sendiri lebih suka menikmatinya langsung di D'bubuy Ma Atik. Suasananya itu lho. Makan di saung depan rumah Ma Atik. Berasa lagi bertamu di kampung lalu dapat suguhan istimewa. Mantap! 

Satu porsi bubuy ayam harganya 130 ribu rupiah. Sepadan banget dengan bahan yang berkualitas dan proses pembuatannya yang cukup rumit. Sebelum pulang, saya numpang nampang berfoto bareng Ma Atik dan Kang Eeng...
Kang Eeng, Ma Atik, dan saya

Akhir kata, saya mendoakan semoga sukses dan berkah untuk D'bubuy Ma Atik dalam melestarikan kuliner legendaris khas Subang agar semakin dikenal luas oleh masyarakat, aamiin.




Info lanjut untuk pemesanan bisa hubungi sosial media berikut:

D'bubuy Ma Atik
Alamat: Jl. Letjen Suprapto Gang Kenanga 2 RT 15/RW 04 Karanganyar Subang
Whatsapp: 082139318876
Instagram: @ma_atik
Twitter: @Dbubuy_MaAtik
Facebook: D'bubuy Ma Atik
Website: www.ma-atik.business.site